Setiap Sudut Yogyakarta menyimpan Makna

Yogyakarta memiliki suasana yang kuno dan hampir seperti pedesaan. Penggemar sepeda onthel jadul masih berkeliaran di jalanan dengan suara kring kring menandakan kehadiran mereka. Dan ledakan transportasi lain dari masa lalu, becak (becak), mengundang Anda untuk naik dan melakukan tur kota terbuka. 

Yogyakarta

Ada daya tarik membumi yang tak tergoyahkan di Yogyakarta. Sederhana namun berbudaya, cerdas namun rendah hati, tenang namun juga bersemangat. Kota yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta ini terkenal dengan banyak hal—candinya yang menakjubkan, pemandangan alamnya, kulinernya yang nikmat, pendidikannya, dan kelestarian rajanya yang disebut Kraton—dan mungkin merupakan tempat terpopuler kedua untuk dikunjungi setelah Bali. Tapi ingat, itu adalah makhluk yang berbeda sama sekali. 

 

Sebagai permulaan, Yogyakarta memiliki suasana yang kuno dan hampir seperti pedesaan. Penggemar berat sepeda jadul sepeda onthel masih berkeliaran di jalanan dengan suara itu kring kring menandakan kehadiran mereka. Dan ledakan transportasi lainnya dari masa lalu, yaitu becak (penarik becak), mengundang Anda untuk mendaki dan mengikuti tur kota terbuka. 

 

Anda dapat duduk dan bersantap di lantai berlapis kain yang merupakan tempat penjual makanan yang diberi nama sehari-hari kaki lima, mengacu pada gerobak mereka yang berkaki lima (dua di antaranya kaki pedagang ditambah tiga “kaki”, yang sebenarnya adalah roda tiga, atau roda dua dan satu kaki kayu) di jalan Malioboro yang terkenal. Anda memesan nasi kucing, seporsi kecil nasi, ayam, tempe, dan sayuran, dicuci dengan teh (super) manisnya atau, jika di malam hari, minuman berbahan dasar jahe wedang ronde, untuk menghangatkan tubuh. 

 

Kemudian Anda mungkin ingin mengunjungi kompleks kerajaan, yang mengingatkan akan benteng Jawa di masa lalu. Waktu boleh saja terus berjalan, namun mereka tetap teguh menjaga tradisinya. Dan dari sinilah semuanya dimulai, karena kota ini lahir dari penciptaan Kraton.  

Setiap Sudut Becak Yogyakarta

 

Seperti yang diabadikan dalam lagu balada hits Katon Bagaskara, Yogyakarta; “Setiap sudut menyambutmu dengan ramah/ penuh makna / Tiba-tiba aku tersapu nostalgia / Saat kita punya waktu / Menikmati bersama / pemandangan Jogja. 

 

Dan itu cukup menggambarkan esensi Yogyakarta. 

taman siswa yogyakarta
Foto oleh Fredy Bataona

Pembelajaran Tinggi 

Yogyakarta dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, atau Kota Pelajar. Sekitar 20 persen dari populasi terdiri dari beragam pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia dan beberapa dari negara lain, yang mengambil studi mulai dari dari sejarah, seni, sastra, dan ekonomi hingga ilmu komputer dan produksi penyamakan kulit. Terdapat lebih dari 100 perguruan tinggi di Yogyakarta, dengan yang tertua adalah universitas negeri, Universitas Gadjah Mada, yang didirikan pada tahun 1949.  

 

Beberapa sumber menyatakan bagaimana wilayah tersebut tumbuh menjadi pusat pendidikan masih belum jelas. Namun, kita tidak bisa mengabaikan peran salah satu tokoh terkenal kota ini dalam membantu membentuk status reputasi tersebut. Namanya Ki Hadjar Dewantara, Menteri Pendidikan pertama dan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Pada tahun 1959, beliau dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Presiden Soekarno sebagai Bapak Pendidikan Nasional atas usahanya meraih kemerdekaan melalui jalur pendidikan.  

 

Dewantara berasal dari kalangan bangsawan, namun ia memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi masyarakat—sebuah kesempatan yang hanya diberikan kepada anak-anak keluarga kerajaan Jawa dan penjajah Belanda pada masa itu. Oleh karena itu, ia mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922, yang kemudian diperluas ke provinsi lain.  

 

Motto yang dipilihnya untuk prinsip pendidikannya disebut Tut Wuri Handayani, dan itu adalah kata-kata yang harus dijalani: ing ngarso sung tulodo (yang di depan harus memberi contoh), ing madyo mangun karso (yang di tengah harus membangkitkan semangat), tut wuri handayani (yang di belakang harus memberi semangat). 

istana air yogyakarta
Foto oleh Fotografi Damien Lafon

Pengalaman Kerajaan 

Kompleks kerajaan, pada pandangan pertama, tampak sederhana. Kraton Jogja Berada di pelataran seluas 13 hektar yang antara lain menampung beberapa pendopo dengan fungsi tertentu, masjid, museum (termasuk pameran batik, lukisan, dan sejarah Sultan Hamengkubuwono IX), dan Keraton Yogyakarta. Ini adalah pengalaman yang sejuk namun informatif dan merupakan tempat yang bagus untuk belajar tentang kekayaan sejarah kerajaan Jawa.  

 

Di luar pekarangan Kraton, Anda akan menemukannya Tamansari, sebuah kompleks taman kerajaan lengkap dengan kolam pemandian yang dulunya digunakan sebagai tempat melepas penat oleh keluarga kerajaan. Meskipun suasananya indah, bangunan itu rupanya semacam benteng dengan terowongan di bawahnya. 

 

Untuk perayaan budaya yang unik, Anda harus mengunjungi Kraton selama tiga hari raya umat Islam: Ramadhan, Idul Adha, dan kelahiran Nabi Muhammad. Prosesi seremonial yang terasa hampir militeristik keluar dari istana Sultan; tentara dan abdi dalem (penjaga rumah tangga kerajaan) membawa persembahan berbentuk kerucut yang disebut gunungan ke masjid Masjid Gedhe.   

 

Ada tujuh secara total, dipimpin oleh gunungan kakung (laki-laki) dan gunungan estri (betina), dan mereka ditumpuk tinggi ketan (ketan), kue, sayuran, dan buah-buahan—semuanya diikat pada batang bambu. Keadaan menjadi sedikit kacau di tujuan terakhir prosesi ketika orang-orang dengan panik berusaha mengambil makanan sebanyak-banyaknya dari tumpukan. Dipercaya bahwa semakin banyak yang mereka dapatkan, semakin banyak berkah yang mereka terima. Ritual tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas hasil panen alam sekaligus melambangkan persembahan Sultan kepada rakyatnya. 

 

Instant Karma Magazine Edition 18, Yogyakarta Malioboro Becak Indonesia Culture Budaya Jogja travel perjalanan wisata Nusantara

Mengikuti Perkembangan Zaman 

Sejak tahun 2019, pameran tahunan telah diadakan dua kali setahun di Kraton. Setiap tahun tema yang berbeda ditonjolkan, dan untuk tahun 2023 mereka memilih tema “Kraton, Alam, dan Kontinuitas”. Pameran pertama tahun ini, yang diadakan setiap bulan Maret – September, biasanya mengangkat topik yang berpusat pada benda-benda yang berhubungan dengan Kraton; pameran kedua, dari Oktober hingga Desember, berkaitan dengan tokoh-tokoh Kraton.  

 

Sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengikuti perkembangan zaman, Kraton Jogja memiliki akun Instagram resmi (@KratonJogja) dan saluran YouTube yang memposting kegiatan dan program yang terjadi di lokasi. Jadi pastikan untuk memeriksanya.  

 

 Pohon Menyediakan 

Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, lingkungan kota ini tenang namun dinamis. Semangatnya dicontohkan dengan sempurna oleh Jalan Malioboro—Area yang ramai dan ramai tidak hanya untuk bersantap tetapi juga untuk berbelanja. Di sini Anda bisa menemukan pakaian kasual yang dipadukan dengan pedagang batik dan kerajinan tangan. Agak wisata, tapi ini tempat termudah untuk merasakan suasana kota.  

Instant Karma Magazine Edition 18, Yogyakarta Batik Indonesia Culture Budaya Jogja travel perjalanan wisata nusantara

Situs belanja populer lainnya adalah Pasar Beringharjo, yang sudah ada sejak tahun 1700-an. Di sini Anda akan menemukan koleksi batik yang lebih lengkap, barang-barang vintage, lantai khusus untuk jamu (minuman herbal tradisional) serta rempah-rempah yang membuat minuman tersebut, dan terlebih lagi makanan lokal. Pasar ini mungkin terlihat “modern”—bukan lagi ruang terbuka seperti pasar tradisional pada umumnya—tetapi hal ini berakar pada perkembangan awal kota sebagai bagian dari perluasan ke utara Kraton yang berpusat pada kegiatan ekonomi.  

 

Nama itu sendiri merupakan gabungan dari kata tersebut bering (pohon beringin keramat yang menempati lahan yang dulunya kosong), dan harjo (kesejahteraan), makna yang mendasari pohon tersebut diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat kota.  

nasi kucing yogyakarta

Kehidupan yang Manis 

Nasi kucing (secara harfiah diterjemahkan menjadi makanan kucing) bukan lambang kuliner Yogyakarta. Ini adalah variasi dari nasi campur (nasi campur) tapi dengan porsi yang jauh lebih kecil. Masakan khas Jogja adalah gudeg, terbuat dari nangka muda yang direndam dalam gula jawa dan santan susu. Ingat, rasanya manis (karena masyarakat Jawa Tengah menyukai makanan dan minumannya), tapi enak. Hidangan ini identik dengan Yogyakarta, memberikan julukan lain pada kota ini: Kota Gudeg.  

 

Ada banyak tempat yang menawarkan gudeg di Yogyakarta—termasuk di Malioboro—tetapi untuk rasa yang lebih autentik, cobalah Gudeg Yu Jum Wijilan Dan Gudeg Permata karena mereka memasak dari resep warisan keluarga. 

 

Untuk kesenangan manis lainnya, bakpia mengambil kuenya. Kue bulan yang awalnya diisi pasta kacang hijau, kini isiannya lebih variatif, antara lain coklat, keju, dan durian. Kue tersebut dibawa ke wilayah tersebut oleh para pedagang Tiongkok (dengan isian daging), dan kini menjadi makanan favorit para pengunjung untuk dibawa pulang. Banyak toko yang menjual bakpia, yang populer adalah Bakpia Pathok. Meski begitu, Anda juga bisa membeli langsung dari industri rumah tangga yang memproduksinya. Tanyakan saja pada tukang becak, dan mereka akan mengantar Anda ke sana. 

Prambanan Yogyakarta

Penampakan Rohani 

Tentu saja, sama seperti di Bali, kita tidak bisa membicarakan Yogyakarta tanpa menyebut candi-candinya. Yang agung Candi Borobudur, kuil Budha terbesar di dunia, adalah daya tarik utamanya: pemandangan yang akan membuat Anda bertanya-tanya bagaimana mereka bisa membuat ini sebelum munculnya alat berat.  

 

Situs Warisan Dunia UNESCO ini dibangun pada masa Dinasti Syailendra Budha yang pernah memerintah wilayah tersebut pada tahun 8-9th abad. Ini memiliki arsitektur bundar di mana Anda pergi searah jarum jam, mulai dari empat platform persegi bawah yang mengarah ke tiga platform melingkar yang dianggap mewakili kenaikan Buddha menuju pencerahan. Ini adalah situs ziarah yang banyak dikunjungi umat Buddha di Vaisak, termasuk biksu dari Thailand yang berjalan kaki dari negara asalnya ke Borobudur.  

 

Secara geografis, Candi Borobudur sebenarnya berbatasan dengan Yogyakarta—terletak di kota Magelang di sebelah selatan Jogja, terletak di lingkungan hijau yang asri. Di dekat Borobudur, terdapat candi Buddha yang lebih kecil, Mendut Dan Pawon, dan ketiganya dianggap sebagai jalur ziarah masa lalu yang saling berhubungan karena letaknya dalam satu garis lurus. 

 

Kuil lain yang wajib dilihat adalah kuil Hindu Prambanan, sekitar 17km timur laut Jogja, dibangun sekitar waktu yang sama dengan Borobudur. Di sini candi-candi tersebut tersebar menjadi enam candi besar. Tiga candi melambangkan tiga dewa Hindu: Brahma Sang Pencipta, Wisnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Penghancur; sedangkan tiga lainnya yang terletak di seberangnya mewakili kendaraan masing-masing (vahana), yaitu garuda, banteng, dan angsa. Candi ini dipandang sebagai candi yang dibangun untuk menghormati Siwa sebagai dewa kehancuran, memiliki candi tertinggi (47 meter). 

 

Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia dan terbesar kedua setelah Angkor Wat. Daya tarik utama di lokasi ini adalah pertunjukan Sendratari Ramayana. Pertunjukan tari teatrikal ini menceritakan kisah Rama dan Sitta dari epos Ramayana (seperti yang tergambar pada relief candi). Pertunjukan ini diadakan dua kali setahun: di panggung terbuka pada bulan Mei-Oktober; dan di dalam ruangan pada musim hujan pada bulan Januari-April dan November-Desember. 

 

Sangat mudah untuk mengambil foto tanpa henti (terutama dengan latar belakang Gunung Merapi di kejauhan) atau TikTok saat Anda memasuki candi, namun luangkan juga waktu untuk mengenal kisah candi. Anda dapat melakukan ini dengan meminta panduan untuk memandu Anda melalui semua langkah dan menjelaskan sejarah situs bersejarah yang luar biasa ini.  

 

Daftar isi

WISATAWAN YANG PERHATIAN
Karma Instan #18 Majalah Mindful Traveler Cover Indonesia
Instant Karma #18
September – Oktober 2023

Sedang tren

denpasar-exploring-the-heart-of-bali's-capital-city

Denpasar - Menjelajahi Ibu Kota Bali

permainan leela kehidupan

Permainan Leela

artikel budaya orang sasak lombok majalah karma instan mundful travel traveler indonesia

Sasak Culture Lombok

anjing kintamani bali

Anjing Bali - Ras Kuno & Sahabat Manusia

Read more Explore articles

Sekarang Saat Terbaik Mengunjungi Indonesia

Keajaiban Gua Batu

#22

Delhi – Warisan bertemu Modernitas

Menyentuh Langit dengan Menara Kembar Petronas Malaysia

id_IDBahasa Indonesia