Naskah Lontar
Saat saya pergi untuk merasakan pengalaman budaya Bali, saya tidak mengharapkan sesuatu yang mengejutkan. Kebanyakan tur saat ini bersifat dangkal dan plastik: mereka menunjukkan pabriknya kepada Anda, membiarkan Anda mencoba produk mereka, dan kemudian membujuk Anda untuk membelinya dengan harga dua kali lipat, bukan? Kali ini tidak demikian. Yang ini disebut “Pelajaran Naskah Bali Kuno di Atas Daun Lontar”.
Jalan menuju lokasi melewati desa-desa khas Bali. Tur saya berlangsung di sebuah rumah Bali biasa yang tersembunyi di dalam gang. Terdiri dari beberapa bangunan: I Nyoman Widana dan saudaranya Jro Mangku I Wayan Sutarna tinggal di sana bersama keluarganya. Pak Nyoman adalah orang yang masih melestarikan cara kuno penulisan naskah lontar. Kakeknya adalah seorang pendeta, dan ia banyak mengoleksi kitab-kitab Lontar kuno yang berisi pengetahuan tentang penyembuhan, astrologi, jamu, ritual, cerita, dan masih banyak lagi. Jro Mangku I Wayan Sutarnalive mengikuti jejak kakeknya dan menjadi pendeta.
Pertama, saya berganti pakaian adat Bali untuk tampil seutuhnya dalam suasana ini. Kemudian kami melakukan tur kecil keliling rumah. Tuan rumah menunjukkan kepada kami kuil keluarga, ruangan dengan buku-buku lontar tua yang berharga, dengan sabar menjelaskan kekhasan budaya. Lalu tibalah waktunya pelajaran.
Selama di Bali, kami harus melalui upacara terlebih dahulu untuk mendapatkan restu dari Saraswati – dewi ilmu pengetahuan, seni, dan pembelajaran. Pendeta melakukan upacara dengan segala atribut: bunga, wewangian, nyanyian, dan air suci. Meski Anda belum sepenuhnya memahami dan mempercayainya, mengamati ritual magis ini tetap menyenangkan. Ini menjadi jembatan kecil dari kehidupan Anda yang sibuk dan berisik menuju pengalaman yang tenang dan memuaskan.
Selesai upacara, Pak Nyoman memberi kami pengenalan tentang sejarah dan teknik pembuatan naskah lontar. Ia menunjukkan kepada kami buku-buku lontar yang ia tulis – tepatnya ukiran – dan menjelaskan isinya. Saya dapat mencoba menggambarkan dengan jelas apa yang saya lihat, tetapi itu tidak berarti apa-apa; cara terbaik untuk memahaminya adalah dengan melihatnya sendiri.
Buku-buku Lontar tidak hanya terdiri dari manuskrip tetapi juga gambar. Ada seperangkat alat sederhana yang diperlukan untuk mengukir lontar: dudukan kecil dengan bantalan lembut berwarna putih di atasnya (kata orang, ini adalah awan tempat tangan Anda bekerja sama untuk membuatnya!), daun lontar kering, pisau ukir kecil, dan kemiri hitam bekas. wastafel.