Gus Dark

Salah satu seniman visual yang telah menciptakan karya-karya yang menginspirasi dan memicu diskusi banyak orang adalah Gus Dark, seorang seniman visual berbakat asal Bali. 

Seniman Visual Berbakat Bali yang Menginspirasi dengan perpaduan Kreativitas dan Aktivisme.

Ilustrasi kartun adalah suatu bentuk seni yang memungkinkan seniman mengekspresikan ide, humor, dan pandangannya melalui gambar-gambar yang lucu, menggugah, dan menyindir. Salah satu seniman visual yang telah menciptakan karya-karya yang menginspirasi dan memicu diskusi banyak orang adalah Gus Dark, seorang seniman visual berbakat dari BalSaya. 

Gus Dark lahir di Bali Timur, Karangasem, dan sejak kecil memiliki ketertarikan pada bidang seni, khususnya seni rupa. Seorang pecinta seni sejati, Gus Dark memutuskan untuk mengejar karirnya di bidang ilustrasi. Ia memulai perjalanan profesionalnya sebagai ilustrator dengan bekerja di beberapa majalah dan surat kabar lokal di Bali. 

Seniman Bali Gus Dark

Salah satu hal yang membuat Gus Dark menonjol di dunia kartun adalah gaya khasnya yang unik. Gus Dark kerap menggunakan unsur budaya Bali dalam karyanya, seperti kostum tradisional, pemandangan alam, tari, dan gamelan, untuk menambah sentuhan khas lokal pada karyanya. Kreativitasnya tidak dibatasi oleh batas geografis, dan karya-karya Gus Dark seringkali mengangkat isu-isu global dengan cara yang lucu dan cerdas. 

Selain menghibur, karya-karya Gus Dark juga kerap mengangkat isu-isu sosial yang relevan. Ia menggunakan karya seninya untuk memicu diskusi, kritik, dan membangun kesadaran mengenai isu-isu seperti lingkungan, hak asasi manusia, dan kesenjangan. Dalam gambar-gambar lucunya, Gus Dark kerap menyampaikan pesan-pesan penting yang mengajak masyarakat untuk berpikir dan menggali lebih dalam permasalahan tersebut. 

 

Mari ngobrol dengan Gus Dark 

 

Bagaimana awal mula Anda tertarik menjadi seniman visual, dan apa yang memotivasi Anda menekuni karir di bidang seni tersebut?

 

Sebenarnya seperti anak-anak lainnya menggambar bukanlah salah satu impian saya, apalagi berpikir untuk menjadi seorang profesional di bidang ini, menggambar adalah hobi yang saya tekuni sejak kecil karena ketika saya masih belajar membaca, ayah saya, selain seorang seniman, seorang guru, ia selalu menggambar sesuatu terlebih dahulu sebelum menulis abjad di bawahnya, pada zaman itu buku masih merupakan barang mahal dan ayah saya menggunakan metode visualnya sendiri untuk menarik minat anak-anaknya untuk belajar membaca. Singkatnya, saya lebih tertarik dengan cara dia menggambar, jadi saya meniru gambarnya sebelum menulis alfabet.  

Tak lama kemudian, saya mulai menekuni seni ilustrasi sambil bekerja di sebuah surat kabar yang pada saat itu sangat dibutuhkan gambar-gambar yang bagus dan kritis agar bisa ditampilkan di halaman depan isu-isu sosial politik yang sedang berkembang. Untuk mendapatkan karya yang sesuai dengan isu, saya harus menggali berita, memeras esensinya dan menerjemahkannya ke dalam bentuk visual.

Kebiasaan ini saya bawa hingga sekarang karena saya merasa visual yang saya buat tidak boleh dangkal dan hanya luapan emosi yang tidak berdasar yang pada akhirnya bisa menjadi sumber kesusahan. 

Seingat saya, yang akhirnya memotivasi saya untuk menekuni profesi ini adalah kesadaran saya bahwa seni rupa bisa menjadi senjata untuk menyuarakan suatu persoalan, dalam hal ini saya menyebutnya propaganda positif. Di bawah bendera “Darkade Propaganda” dengan tagline “berjuang melalui seni” saya menggunakan kemampuan saya untuk menyoroti hal-hal yang tidak diangkat di media arus utama atau internasional. 

 

Apa gaya kartun khas Anda yang mencerminkan budaya Bali dan unsur lokal? Apa yang membuatnya begitu penting dalam karya Anda?

Seperti yang Anda lihat, saya sering menggunakan karakter visual “örang Bali” di era sebelum pariwisata massal. Hanya mengenakan kain (kamen kancut melambangkan keberanian) dan bertelanjang dada. Visual ini penting untuk menerjemahkan bahwa karakter yang saya suarakan tidak memiliki kepentingan tersembunyi, jujur, tidak menyembunyikan apa pun, dan membumi.

Unsur budaya Bali di era ini sudah menjadi sebuah entitas brand, apapun yang diberi label Bali akan selalu memancing perhatian, semua mata global selalu tertuju pada pulau ini, karena apa yang terjadi di Bali akan diukur dengan parameter internasional.  

Oleh karena itu, saya membalikkan keadaan dari bombardir romantisme Bali yang eksotik dengan menyuguhkan karya-karya satir saya kepada penonton internasional tentang apa yang sedang terjadi di Bali dan Indonesia. Membuka tirai, mengajak pemirsa untuk melihat lebih dalam dan mencoba memberikan porsi seimbang mengenai permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi di pulau dan negara tersebut.

Sehingga tidak ada pembiaran yang mengatasnamakan ekonomi, investasi dan gemerlapnya industri pariwisata namun di satu sisi menggerus kehidupan dan budaya lokal. 

 

Kartun Anda seringkali mengangkat isu-isu sosial. Bisakah Anda berbicara lebih banyak tentang bagaimana Anda menggunakan seni visual/kartun untuk menyuarakan pesan-pesan sosial yang penting? Dilan Gus Dark

 

Jika kita telusuri sejarahnya, baik pada perang dunia 1 dan 2 bahkan sampai saat ini. Propaganda dalam bentuk visual memang selalu menarik, selain bernilai seni tinggi, karya visual lebih cepat diserap oleh berbagai lapisan masyarakat. Informasi yang disajikan dalam bentuk visual dapat dinikmati tanpa memandang usia, pendidikan, latar belakang sosial, atau tingkat ekonomi.

Propaganda visual selalu menjadi pilihan berbagai pihak untuk segala kepentingan karena kecepatannya dalam menarik perhatian. Hal ini menyadarkan saya bahwa saya mempunyai kemampuan untuk menyuarakan pesan-pesan sosial, kritik dan kepedulian kepada pihak-pihak yang tidak didengarkan, mulai dari kaum marginal hingga makhluk hidup di sekitar kita, misalnya saja isu anjing Bali, eksploitasi lumba-lumba dan lain-lain tentunya. dengan terlebih dahulu menggali informasi lebih mendalam. 

 

Apa sumber inspirasi Anda dalam membuat kartun?

Apakah ada kartunis atau artis lain yang memengaruhi Anda?

Dalam perjalanan saya di dunia ilustrasi, tentunya banyak sekali seniman dan tokoh yang memberikan pengaruh terhadap karya saya. Tapi tidak apa-apa bila Anda masih mencari diri sendiri di dunia visual. 

Setelah saya menemukan gaya saya sendiri, saya mencoba untuk tetap konsisten sehingga pada suatu saat penonton dapat mengenali karya saya tanpa harus mencari tanda tangan saya (tertawa).  

Sumber inspirasi karya saya lebih banyak pada kehidupan sosial, budaya, alam, isu-isu yang berkembang di media serta keluh kesah masyarakat di jalanan dan media sosial, semuanya selalu menjadi sumber kreativitas saya yang tiada habisnya. 

 

Bagaimana perjalanan karir Anda di dunia kartun? Pengalaman atau tantangan apa yang paling berkesan yang pernah Anda hadapi selama perjalanan ini?

Seperti halnya para aktivis dan orang-orang yang bersikap kritis, tentu ada kalanya kita akan dihadapkan pada situasi di mana kita harus memilih antara idealisme atau kompromi. Pengalaman-pengalaman inilah yang mengasah saya untuk menjadi cerdik agar tetap berada di jalur mandiri, kritis, tanpa kehilangan kebebasan karena lelucon “tepi jurang” mengingat banyaknya barang-barang karet yang bertebaran seperti ranjau bagi mereka yang berani bersuara.  

Banyak pengalaman berkesan selama saya bekerja, mulai dari bisa sejajar dengan orang-orang yang selama ini hanya saya lihat lewat media hingga bisa bersuara di kancah nasional (saat ikut memecahkan rekor MURI/Museum Rekor Dunia Indonesia, bersama-sama (dengan artis) dan Internasional meski terkadang berjalan tanpa dukungan berarti dari pemerintah daerah yang seharusnya aktif dan melindungi seluruh rakyat, pemilik sah negara ini dan pembayar pajak atas roda kehidupan. 

 

Apakah Anda punya karya kartun favorit Anda sendiri? Jika ya, mengapa itu menjadi favorit Anda?

Semua karya saya selalu menjadi favorit saya karena seperti yang saya katakan tadi, proses penciptaannya tidak selalu mudah. Terdapat berbagai sumber informasi dan data yang membantu proses kelahirannya. Beberapa karya terbilang istimewa karena mampu menyentuh hati pemirsanya dan menggugah tekad mereka untuk menjadi bagian perjuangan, salah satunya adalah rangkaian karya “Tolak Reklamasi Teluk Benoa” yang akhirnya tersebar dalam berbagai bentuk visual mulai dari kaos. , poster dan baliho di berbagai sudut jalan didirikan secara sukarela oleh masyarakat adat.  

Karya-karya ini merupakan bagian dari sejarah gerakan sosial di Bali dan membuat saya bangga bisa bergabung dengan seniman-seniman lain yang secara sukarela berkontribusi dalam gerakan terbesar masyarakat Bali di era ini. 

karya seni bergemuruh gus gelap

Bagaimana Anda melihat peran budaya Bali dalam karya kartun Anda?

Saya lahir dan hidup di lingkungan di mana seni adalah aktivitas sehari-hari. Hal ini tentunya menjadikan kebudayaan Bali sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari karya saya, karena kebudayaan Bali yang tumbuh dan hidup di masyarakat tercipta dari kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. Demikian pula karya-karya saya lahir dan bernafas dengan kehidupan disekitarnya.  

Kebudayaan Bali menurut saya sama saja pemiliknya, sama dinamisnya. Ia tidak terikat dan berkembang seiring waktu. Seni tradisional bisa dikolaborasikan dengan seni modern, seperti halnya seni lukis tradisional bisa dipadukan dengan kemajuan teknologi. Selama kita tidak mengganggu tiga ruang seni yang ditetapkan nenek moyang kita: sakral, semi sakral, dan profan/hiburan, saya rasa budaya Bali dengan ritmenya yang sederhana akan selalu menjadi sumber inspirasi saya. 

 

Apakah Anda terlibat dalam pendidikan atau lokakarya seni?

Saya selalu meluangkan waktu untuk mengikuti workshop dan kelas di acara rutin atau melalui undangan. Karena saya menyadari bahwa dalam waktu yang singkat di sekolah, tidak banyak waktu bagi anak-anak untuk fokus pada satu mata pelajaran yang harus menyeimbangkan kekuatan otaknya, yaitu seni. Terkadang seni menjadi “mata pelajaran pelengkap” karena guru yang ditunjuk untuk mengajarkannya belum tentu memiliki minat dan bakat untuk memenuhi dahaga generasi muda akan kreativitas.  

Saat ini saya mencoba memberikan workshop yang ringan namun bermanfaat untuk masa depan mereka yaitu workshop “buat poster kesadaran sendiri”, workshop ini bertujuan agar anak-anak sadar bahwa mereka juga mempunyai kemampuan untuk berbagi kesadaran dengan karyanya sendiri tentang permasalahan yang ada di sekitar mereka. Hal ini akan menghindarkan anak-anak menjadi jahil, karena suatu negara runtuh bukan karena perdebatan atau perbedaan pandangan politik melainkan karena ketidaktahuan. 

 

Apa yang ingin Anda capai melalui karya kartun Anda di masa depan?

Harapan saya kedepannya, suatu saat akan semakin banyak orang yang berani bersuara lantang melalui seni dan platform lainnya karena kita berhak untuk kritis.

Mungkin saat ini saya dan teman-teman penggiat visual sedang melalui batu terjal, namun kedepannya semoga kritikan dipandang sebagai suatu hal yang lumrah, salah satu pilar demokrasi yang mengukur keterlibatan setiap insan di negeri ini dalam mengawasi pembangunan. roda pemerintahan dan pekerjaan saya sejalan dengan momentum sejarah. 

Mimpi selalu ada, mimpi membuat kita tetap hidup. Impian saya seperti seniman lain tentu saja satu, pameran tunggal untuk menyuarakan persoalan tanpa harus takut dengan pasal hukum yang tidak jelas (tertawa). 

Seniman Bali Gus Dark

Bagaimana Anda melihat peran seni, khususnya seni kartun, dalam membawa perubahan sosial dan meningkatkan kesadaran masyarakat? 

Seperti yang saya katakan di awal bahwa seni rupa di Indonesia masih dipandang sebelah mata, meskipun saat ini sudah ada kesadaran kolektif, namun perlu lingkungan khusus agar seni ini menjadi sebuah industri yang berarti dan mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. itu, khususnya para seniman itu sendiri.  

Itu dalam bidang ekonomi, namun jika dalam bidang sosial kartun di Indonesia dapat dianggap sebagai penanda zaman, maka dari kartun era kemerdekaan, revolusi, dan reformasi kita dapat melihat perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kita. negara.

Bagaimana kartun pada setiap zaman mempunyai batasan-batasan yang menyesuaikan dengan ritme kehidupan sosial budaya yang berlaku pada masyarakat pada masa itu, yang mungkin sudah tidak ada lagi, hilang atau berubah. Setiap karya memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran dengan bahasa sederhana dan rasa seni yang membuka mata. 

 

Adakah pesan atau nasehat khusus yang ingin Anda sampaikan kepada para seniman muda yang ingin mengikuti jejak Anda di dunia seni kartun? gus dark artist bali artis bali

Pesan saya singkat, fokus dan tekuni usapanmu sampai kamu menemukan jati dirimu disana dan jangan lupa bersenang-senang karena seni bukanlah ilmu pasti, seni adalah luapan emosi yang muncul saat berkarya, tanpa emosi seni yang kita ciptakan akan terasa kosong seperti hasil karya Artificial Intelligence. Rasakan itu! 

 

Instagram : @gus_dark_art 

Surel : gusthebali@gmail.com 

Daftar isi

WISATAWAN YANG PERHATIAN
Karma Instan #19 Majalah Mindful Traveler Cover Indonesia
Instant Karma #19
November-Desember 2023

Sedang tren

denpasar-exploring-the-heart-of-bali's-capital-city

Denpasar - Menjelajahi Ibu Kota Bali

permainan leela kehidupan

Permainan Leela

artikel budaya orang sasak lombok majalah karma instan mundful travel traveler indonesia

Sasak Culture Lombok

anjing kintamani bali

Anjing Bali - Ras Kuno & Sahabat Manusia

Read more Artsy articles

Festival Seni Jalanan Tangi 2024: Sekala

Pameran Seni Unik Bandung

Kisah Rimba – Seni Bertemu Aktivisme

#21

Melukis Jalur Menuju Kesehatan Mental – Graham Cullis

id_IDBahasa Indonesia