Seni Rajutan Mang Moel

Dari sisa benang hingga karya seni yang penuh makna. Temui Mang Moel, seniman di balik rajutan.

Mulyana atau biasa disapa Mang Moel merupakan seniman instalasi rajutan kontemporer dengan menggunakan benang bekas. 

Seniman kelahiran Bandung ini berhasil menyulap benang sisa pabrik menjadi karya seni yang indah dan penuh makna. Ia terinspirasi untuk memanfaatkan bahan sisa karena ingin mengurangi sampah dan menciptakan karya seni yang unik dan menarik. Ia mengumpulkan sisa benang dari pabrik-pabrik di sekitar Bandung kemudian merajut sisa benang tersebut menjadi berbagai bentuk, seperti bunga, hewan, dan tumbuhan.  

Salah satu instalasi rajutannya yang terkenal adalah karya berjudul “Kecantikan yang Terlupakan”…

Karya ini terbuat dari sisa benang berbagai warna yang dirangkai menjadi sebuah bunga raksasa. Karya ini menggambarkan keindahan yang terlupakan, seperti keindahan alam yang semakin terancam akibat kerusakan lingkungan. 

Seni Rajutan Mang Moel

Karya-karyanya telah membuktikan bahwa sampah bisa menjadi sesuatu yang berharga dan bermakna. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keseniannya, kami ngobrol dengan Mang Moel. 

Mang Moel, kapan Anda mulai mengerjakan seni instalasi berbahan dasar benang daur ulang dan upcycled ini?

Sebenarnya saya mulai membuat karya rajutan ketika saya masih kuliah di Bandung. Saya kuliah di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, sehingga metode desain dan kriya menjadi salah satu materi yang saya pelajari di kampus tersebut. Namun saya mulai merajut sendiri ketika sedang berkumpul dengan teman-teman di Tobucil (Toko Buku Kecil) di Bandung. Antara tahun 2006-2008. Saya mulai menikmati merajut. 

Pada tahun 2009, saya mengadakan pameran tunggal pertama, sebuah pameran kecil-kecilan di ruang alternatif sekitar kampus. Saat itu saya mulai menggunakan kain, benang, dan bahan dari pabrik tekstil di Bandung. Karya-karya yang muncul pada tahun itu tidak banyak menggunakan teknik merajut; Saya masih menggunakan teknik pompom menggunakan benang untuk membuat modul-modul kecil yang disusun menjadi beberapa bentuk monster.  

Seni Rajutan Mang Moel

Bisakah Anda memandu kami melalui proses pembuatan salah satu instalasi benang rajutan Mang Moel?

Mungkin saya salah satu seniman yang jarang menggunakan desain awal dalam membuat sebuah karya—sepertinya semua konsep dan ide ada di kepala saya (tertawa). Jadi biasanya saya ditemani beberapa rekan di studio untuk melakukan brainstorming ide terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan. Setelah saya mempunyai ide, saya mencoret-coretnya di iPad saya dan kemudian membaginya dengan tim produksi di studio.

Alhamdulillah sekarang sudah ada tim yang membantu di studio; pada tahun-tahun awal pembuatan karya instalasi saya masih melakukannya sendiri, dan setelah pameran selesai saya langsung jatuh sakit (Tertawa).  

41mangmoel

Bisakah Anda memberi tahu kami bagaimana Anda bisa berpartisipasi dalam pameran di sana?

Sebagian besar pameran yang saya ikuti baik di dalam maupun luar negeri adalah atas undangan. Maka sebagai seniman, saya diundang langsung baik oleh pihak galeri sebagai institusi maupun kurator pameran secara pribadi untuk mengikuti berbagai program.   

Salah satu karya ikonik Anda adalah MOGUS, sebuah seni instalasi berbentuk Monster Gurita Sigarantang.

Mogus mang Moel

 

Adakah cerita di balik pembuatan karya ikonik ini?

MOGUS merupakan singkatan dari Monster Octopus Sigarantang (siga = seperti, rantang = nampan makanan bertumpuk) karena bentuk awalnya bertumpuk seperti nampan makanan klasik berbahan enamel. Pemilihan bentuk gurita ini karena hewan tersebut mempunyai banyak tangan, dan aku merasa apa yang aku lakukan akan lebih cepat selesai jika aku mempunyai banyak tangan (tertawa).

MOGUS sebenarnya adalah alter ego saya, dan MOGUS bisa menjadi apapun yang saya inginkan, bisa laki-laki, bisa perempuan, bisa punya banyak mata, bisa banyak warna. Pokoknya bisa bebas menjadi apa saja.  

Seni Rajutan Mang Moel

Apakah Anda punya pesan atau saran untuk seniman muda yang juga berkecimpung dalam seni instalasi recycle dan upcycle dari bahan apa pun?

Yang jelas kita tidak boleh berhenti menjelajah. Jika sulit membuat karya dari bahan daur ulang, setidaknya kita berusaha meminimalisir dampak dari proses pembuatan karya yang kita lakukan.  

 

Lihat Instagramnya:

@mangmoel 

 

Daftar isi

WISATAWAN YANG PERHATIAN
Karma Instan #20 Majalah Mindful Traveler Cover Indonesia
Instant Karma #20
Januari – Februari 2024

Sedang tren

denpasar-exploring-the-heart-of-bali's-capital-city

Denpasar - Menjelajahi Ibu Kota Bali

permainan leela kehidupan

Permainan Leela

artikel budaya orang sasak lombok majalah karma instan mundful travel traveler indonesia

Sasak Culture Lombok

anjing kintamani bali

Anjing Bali - Ras Kuno & Sahabat Manusia

Read more Artsy articles

Waterbom Bali: Pelopor Keberlanjutan Pariwisata

Rasakan “A Night in Paris” di Ubud Food Festival 2024

Festival Seni Jalanan Tangi 2024: Sekala

#22

Mikroplastik – Musuh yang Tak Terlihat

id_IDBahasa Indonesia