BERBICARA SAMPAH bersama Hendra Arimbawa

Festival TrashStock adalah acara inovatif yang mengedukasi tentang sampah plastik dan mendorong kreativitas dalam mencari solusi. Sorotan festival adalah pameran seni yang menampilkan karya-karya menakjubkan yang terbuat dari bahan daur ulang. Hal ini menginspirasi pengunjung untuk melihat sampah secara berbeda dan mengenali potensi kreatifnya dalam pengurangan dan daur ulang sampah. 

HENDRA ARIMBAWA – FESTIVAL SAMPAH

pembicaraan sampah
Infrastruktur pengelolaan sampah yang tidak memadai dan meningkatnya konsumsi plastik merupakan inti permasalahan nasional yang mendesak dan berdampak pada lingkungan, ekosistem, dan kesehatan manusia. Sekaligus juga mempengaruhi kualitas air minum dan sumber daya air penting lainnya. 

Several foundations and campaigns have been launched to address this issue, and the Governor of Bali has banned plastic bags in shops and plastic straws in restaurants, cafes, and bars. 

Festival TrashStock adalah acara inovatif yang mengedukasi tentang sampah plastik dan mendorong kreativitas dalam mencari solusi. Sorotan festival adalah pameran seni yang menampilkan karya-karya menakjubkan yang terbuat dari bahan daur ulang. Hal ini menginspirasi pengunjung untuk melihat sampah secara berbeda dan mengenali potensi kreatifnya dalam pengurangan dan daur ulang sampah. 

Kami berbincang dengan Bapak I Putu Hendra Arimbawa (Hendra), salah satu pendiri TrashStock Festival. 

Festival sampah

 

Apa inspirasi Anda di balik Trashstock Festival?

Initially, it was a personal motivation because Bali is a stunning island. Tri Hita Karana (a filsafat tradisional Bali) termasuk Palemahan (“Pucat” artinya menopang atau memelihara, dan “Mahan” artinya lingkungan atau alam). Namun, elemen masyarakat dan perilaku kita tidak mencerminkan hal tersebut. Timbul dari kesedihan saya, saya mempunyai ide untuk menggabungkan Musik dan Seni menjadi sesuatu yang menyenangkan. Saya mengundang beberapa teman musisi dan artis yang ingin mengatasi masalah sampah plastik. 

Apa yang mendorong Anda memadukan seni dan lingkungan dalam sebuah festival?

Our education in Indonesia is lacking, with a heavy emphasis on theoretical knowledge, while creativity, imagination, and melody are lacking in our curriculum at school with dance, music, and fine arts only as extracurriculars, getting one hour a week.  

Dari sinilah kami mencoba menghadirkan solusi karena otak kita kurang terlatih untuk melihat sesuatu yang bersifat seni dan rasa. Itu yang kami buat di Trashstock, rasanya, musiknya, seninya, dan sebagainya.  

festival sampah

Bagaimana perjalanan Anda dalam menyelenggarakan dan mengembangkan Trashstock Festival dari awal hingga suksesnya acara?

Kendala yang kita hadapi karena Trashstock bersifat mandiri sehingga harus menjaga regenerasi.  

Tim Trashstock semuanya adalah relawan, jadi dalam hal pengorganisasian, kita harus mencari relawan baru dan orang-orang yang berkomitmen pada tim setiap tahun. Setelah acara, kami kembali ke rutinitas dan pekerjaan kami. 

Apa tantangan terbesar Anda, dan bagaimana cara mengatasinya?

Tantangan kami di Trashstock adalah untuk menunjukkan bahwa ini bukan sekadar festival musik yang hiruk pikuk; itu membawa dampak positif. 

Kami bertujuan untuk memperluas dan memperdalam dampak ini, karena masyarakat tampaknya mengabaikan isu sampah yang semakin meningkat dan sering kali memandangnya sebagai tanggung jawab pemerintah semata. Tujuan kami adalah mengubah pola pikir ini dan mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk mengambil tanggung jawab terhadap pembuangan sampah dan mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. 

Apa manfaat berkolaborasi dengan seniman dari Bali dan sekitarnya untuk meningkatkan kesadaran tentang daur ulang dan pengurangan sampah?

Di Trashstock, musisi dan artis didorong untuk terhubung dengan generasi muda, menjadi jembatan untuk menyebarkan kesadaran tentang pengurangan sampah plastik dan bahkan kepada generasi tua. Visi festival ini adalah untuk menawarkan platform bagi musisi dan seniman yang tidak terlibat dalam kegiatan pemerintah atau kegiatan lain, menggunakan musik, lukisan, dan instalasi seni berbahan plastik untuk mendidik tentang pencegahan sampah plastik. 

Tangkapan layar 2023 09 20 pukul 14 38 02 18 Flipbook.pdf 2

Apakah Anda mengadakan program khusus untuk mendidik dan menginspirasi anak-anak dan remaja?

Kami melibatkan anak-anak dalam kegiatan seperti melukiskan visi mereka untuk lingkungan yang sehat dan mengadakan lokakarya. Anak-anak membawa sampah plastik dari rumah, dan dengan bimbingan seniman, mereka menciptakan seni instalasi, menyadari potensi artistik dan praktis dari daur ulang sampah plastik. 

Remaja dan dewasa muda menjadikan musisi sebagai panutan, terutama mereka yang peduli lingkungan dan aktif dalam aktivisme, seperti Robi dari band Navicula. Dengan kepemimpinan seperti ini, otomatis remaja juga akan mengikutinya, dan hal inilah yang coba kami hadirkan di Trashstock Festival. 

Apa harapan Anda untuk Trashstock Festival ke depan? Apakah Anda sudah mempertimbangkan untuk membawa Trashstock ke luar Indonesia?

Kami berkolaborasi dengan Perancis, karena salah satu pendiri kami berasal dari sana. Ia mengangkat isu sampah plastik di Indonesia ke organisasi lingkungan hidup Perancis, dan Trashstock terbuka untuk kolaborasi global. 

Ikuti Trashstock di Instagram: @trashstockbali

Daftar isi

WISATAWAN YANG PERHATIAN
Karma Instan #18 Majalah Mindful Traveler Cover Indonesia
Instant Karma #18
September – Oktober 2023

Sedang tren

denpasar-exploring-the-heart-of-bali's-capital-city

Denpasar - Menjelajahi Ibu Kota Bali

permainan leela kehidupan

Permainan Leela

artikel budaya orang sasak lombok majalah karma instan mundful travel traveler indonesia

Sasak Culture Lombok

anjing kintamani bali

Anjing Bali - Ras Kuno & Sahabat Manusia

Read more People articles

Rasakan “A Night in Paris” di Ubud Food Festival 2024

#22

Penjaga Kebijaksanaan Menyalakan Kembali Cara-Cara Kuno

Âpe Chimba: Menyalurkan Yang Suci Melalui Musik

#21

Melukis Jalur Menuju Kesehatan Mental – Graham Cullis

id_IDBahasa Indonesia