Masuki dunia Ubud yang dinamis dan penuh inspirasi, yang namanya diambil dari khasiat penyembuhan di pertemuan sungai setempat dan menghidupkan visi artistik Wayan Karja. Lahir dan besar di tengah suburnya persawahan dan kekayaan warisan budaya Penestenan, perjalanan Wayan Karja sebagai seniman diawali dengan apresiasi mendalam terhadap seni tradisional.
Namun seruan ekspresionisme abstrak di New York benar-benar menyulut semangat Karja, membawanya mengejar gelar Master of Fine Arts di University of South Florida pada tahun 1999.
Menyelami lebih dalam emosi dan hubungan manusia, ia melanjutkan studi di bidang terapi seni ekspresif di Swiss. Dipengaruhi oleh karya Goethe dan tulisan Jung, Karja menggunakan seni dan warna untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan orang-orang yang mencarinya sebagai guru seni di studionya di Penestanan.
Karja adalah pendukung sejati seni sebagai pengobatan, mengakui kapasitas seni kreatif untuk menyembuhkan trauma emosional.
Sepanjang karirnya, Karja sering mengadakan pameran tunggal dan bersama baik di dalam maupun luar negeri, sehingga ia mendapat pengakuan sebagai tokoh terkemuka dalam dunia seni rupa kontemporer. Bukan hanya keterampilan teknis dan pelatihan formal yang membedakan Karja; perspektif filosofis dan kosmologisnya memberi karyanya rasa mendalam dan bermakna.
Ia mengeksplorasi bagaimana seni tidak hanya bisa mengekspresikan budaya Bali
tetapi juga pemahaman seseorang tentang kosmos.
Dia memanfaatkan kekuatan psikologi untuk memunculkan warna dan emosi dalam karyanya, mengajukan pertanyaan mendalam seperti bagaimana saya melihat diri saya di kosmos dan bagaimana saya bisa menghadirkan kesederhanaan hidup ke dalam seni, kehidupan saya, dan perasaan saya.
Buku Karja tentang Kosmologi Bali terbit pada tahun 2020 dan laris.
Namun, ia merasa dibatasi oleh kendala bahasa dan ingin memperluas jangkauannya ke khalayak global melalui terjemahan bahasa Inggris. Mimpinya menjadi kenyataan pada tahun 2022 ketika ia bertemu Julia Lawrence-Chant, seorang ahli penerjemahan yang membantunya menjangkau khalayak global dengan bukunya.
Pertemuan sinkronis ini mengingatkan Karja bahwa, “terkadang apa yang kita inginkan datang dengan cara yang tidak terduga.”
Pertemuan Timur dan Barat
Nasib membawa Julia Lawrence-Chant, seorang psikolog, penyair, pelukis, dan praktisi perdukunan lulusan Oxford, ke Bali. Dia baru saja tiba dari Perancis dan diperkenalkan ke Karja oleh seorang teman Afrika Selatan. Begitu memasuki sanggar Karja, ia dikejutkan oleh getaran tinggi lukisannya, hingga suaranya meninggi dan menyanyikannya.
Pertemuan tak terduga ini memicu perbincangan antara Karja dan Julia tentang kekuatan penyembuhan dari suara dan seni.
Mereka menyadari bahwa isi buku Karja tahun 2020 tentang kosmologi Bali tidak hanya dapat diterjemahkan tetapi juga diadaptasi untuk khalayak lebih luas yang tertarik dengan budaya Bali dan berbagai modalitas penyembuhannya.
Bersama-sama, mereka kini berupaya menciptakan perangkat bagi para terapis yang ingin mengembangkan seni mereka sebagai keterampilan dan teknik kedokteran, lengkap dengan lokakarya pendukung. Kolaborasi ini merupakan kekuatan hidup dari pertemuan yang menyatukan budaya Timur dan Barat, menyeimbangkan laki-laki dan perempuan, serta menyelaraskan praktik tradisional dan kontemporer.”
“Cosmology Bali” adalah sebuah buku yang secara mulus merangkai beragam seni kontemporer, mengeksplorasi bagaimana seni memperkaya dan meningkatkan energi dan semangat individu dan kolektif kita.
Ini harus dimiliki oleh setiap wisatawan yang mencari keindahan, inspirasi, dan pesona dalam perjalanan mereka ke Bali dan sekitarnya. Judulnya, 'CONFLUENCE', dengan sempurna mewujudkan perpaduan berbagai tema yang dieksplorasi dalam buku ini, seperti menyatunya dua sungai yang lebarnya sama.
“Pikiran kreatif bermain-main dengan objek yang disukainya”
– CG Jung