RUMAH BERDAYA

 Kami berkesempatan bertemu dengan Ibu Agung Diah, penanggung jawab upaya rehabilitasi di RUMAH BERDAYA sebagai bagian dari Dinas Sosial, dan ngobrol langsung dengannya tentang RUMAH BERDAYA. 

Perwujudan kasih sayang tanpa pamrih tersebut terlihat jelas di RUMAH BERDAYA, sebuah fasilitas yang didedikasikan untuk rehabilitasi psikososial Penderita Skizofrenia (PWS), RUMAH BERDAYA kini beroperasi di bawah naungan Dinas Sosial. 

 Kami berkesempatan bertemu dengan Ibu Agung Diah, penanggung jawab upaya rehabilitasi di RUMAH BERDAYA sebagai bagian dari Dinas Sosial, dan ngobrol langsung dengannya tentang RUMAH BERDAYA. 

Apa kabar Bu Agung Diah, bisa ceritakan bagaimana cara bergabung di Tim RUMAH BERDAYA? 

Awalnya RUMAH BERDAYA dipelopori oleh Dinas Kesehatan karena teman-teman kita yang mempunyai gangguan jiwa ini merupakan bagian dari program yang berada di bawah Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Namun pada tahun 2019, karena fokusnya pada rehabilitasi dan pendampingan, tanggung jawab RUMAH BERDAYA dialihkan ke dinas sosial provinsi Bali. Pada tanggal 10 Januari 2019, Dinas Sosial Provinsi Bali resmi mengambil alih pengelolaan RUMAH BERDAYA dan mendirikan rumah rehabilitasi khusus Penyandang Skizofrenia (PWS) yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, Denpasar. 

 

Bisa diceritakan bagaimana awal berdirinya RUMAH BERDAYA? 

RUMAH BERDAYA didirikan pada bulan September 2016 oleh seorang psikiater bernama Dr I Gusti Rai Putra Wiguna dan Ibu Komang Ayu dari dinas kesehatan provinsi Bali. Fasilitas rehabilitasi terletak di Jalan Hayam Wuruk di Denpasar. 

DSC05106

Apakah ada stigma terhadap Penderita Skizofrenia (PWS) di Bali? Apa saja contoh stigma dari masyarakat? 

Sayangnya, salah satu stigma yang dialami PWS adalah mereka bisa saja mendapat penolakan dari keluarga, komunitas, atau lingkungan sekitar. Hal ini dapat menyebabkan situasi ekstrim di mana beberapa keluarga terpaksa memborgol mereka. Pembelengguan melibatkan pengekangan fisik individu dengan rantai dan menempelkan tangan mereka pada beban kayu, sehingga sangat membatasi mobilitas dan otonomi mereka. Ini adalah praktik yang menyusahkan. 

PWS dianggap membawa aib bagi keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga menurut masyarakat sebaiknya PWS tersebut dibuang, dikucilkan, atau dipasung. Pendekatan ini mengabaikan hak dan martabat individu dengan kondisi kesehatan mental dan juga gagal memberikan dukungan dan perawatan yang mereka perlukan untuk pemulihan.  

Untuk itu RUMAH BERDAYA ini kami dirikan untuk memfasilitasi PWS agar jauh dari stigma-stigma yang diterima di masyarakat, dan kami juga mengedukasi masyarakat bahwa Skizofrenia bukanlah sebuah aib. Stigma seperti inilah yang ingin kami hilangkan dari pemikiran masyarakat tentang PWS. 

DSC05109

Bagaimana langkah pasien Rumah Sakit Jiwa Bangli untuk mendapatkan layanan rehabilitasi di RUMAH BERDAYA ini? 

Kami mendapat informasi dari masyarakat jika ada “pasung” atau stigma lain yang dialami PWS, bermula dari laporan Ibu Selly, mantan Wali Kota Denpasar yang sering mengunjungi desa-desa di wilayah Bali, dan beliau menemukan adanya perlakuan “pasung” di salah satu desa yang dia kunjungi. Ia berdiskusi dengan Dokter Rai selaku psikiater agar kejadian “pasung” ini tidak terulang kembali. 

Dokter Rai juga melakukan tindakan untuk menangani PWS, dan dari pengobatan serta observasi yang dilakukan dapat diputuskan apakah PWS tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa atau tempat terapi lainnya. 

Jadi, kita melakukan “Penilaian” terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. 

Setelah masuk disini, apa saja langkah awal yang dilakukan tim BERDAYA terhadap PWS tersebut? 

Langkah pertama mempersilahkan PWS untuk mengikuti RUMAH BERDAYA secara gratis (Tanpa Biaya) dengan membawa kartu identitas dan kartu keluarga. Setelahnya kami melakukan pendekatan kembali kepada pihak keluarga, kemudian kami mendorong PWS untuk saling berinteraksi dan mengakrabkan diri dalam lingkungan yang mendukung yang difasilitasi oleh koordinator RUMAH BERDAYA.  

Bahkan koordinator kami adalah mantan PWS. Setelah sembuh, kami memberdayakan mereka untuk bekerja bersama kami di sini untuk membantu dan memberikan hal positif kepada PWS lain yang baru bergabung di RUMAH BERDAYA. 

Rumah berdaya bali

Apa saja kegiatan rutin yang diadakan di RUMAH BERDAYA untuk sobat PWS disini? 

Kami memang mempunyai jadwal kegiatan yang rutin sebelum pandemi, ada memasak, Yoga, dan membuat dupa, dan kami sangat terbantu oleh komunitas-komunitas yang peduli dengan RUMAH BERDAYA, seperti mahasiswa jurusan kesehatan dan banyak mahasiswa dari luar Indonesia yang sering berkunjung. Di Sini. Komunitas-komunitas ini sering mengadakan kegiatan seperti terapi aktivitas kelompok yang dapat menstimulasi gerak motorik dan sensorik PWS. 

Berapa orang yang telah direhabilitasi secara resmi di RUMAH BERDAYA sejauh ini? 

Dalam catatan kami sejak awal berdirinya, sudah 80 orang yang resmi direhabilitasi di RUMAH BERDAYA. Dan syukurlah ada diantara mereka yang merasa stabil sehingga kami putuskan untuk melakukan rawat jalan, tetap dengan pantauan tim RUMAH BERDAYA dengan mengunjungi rumahnya secara rutin untuk mengetahui kondisinya. Ada yang menjadi pegawai pemerintah, jurnalis, bahkan membuka usaha kembali. Dan PWS yang aktif saat ini ada 20 orang. 

Bisakah keluarga dan teman mereka mengunjungi mereka di sini dengan bebas? Atau ada aturannya? 

Kami sangat terbuka terhadap kunjungan keluarga dan teman mereka. Padahal sebenarnya dukungan itulah yang mereka butuhkan, dimana mereka merasa keluarga dan sahabatnya tetap menghargai, peduli dan menyayanginya. Dan tidak ada aturan untuk berkunjung. Kami sangat terbuka selama keluarga dan teman-teman yang berkunjung membawa hal-hal positif bagi PWS di sini. 

Apa harapan tim RUMAH BERDAYA kepada teman-teman PWS setelah menyelesaikan program rehabilitasi di sini? 

Menurut saya, mereka tidak kami anggap selesai program rehabilitasi selama masih dalam pengawasan tim RUMAH BERDAYA karena sewaktu-waktu bisa kambuh. 

Dan tentunya tidak ada lagi Stigma terhadap PWS di luar sana 

Dan ingat… Skizofrenia bukanlah hal yang memalukan!  

rumah berdaya

 

 

Ikuti Instagram mereka: rumahberdaya.kpsibali 

 

Daftar isi

WISATAWAN YANG PERHATIAN
Karma Instan #17 Majalah Mindful Traveler Cover Indonesia
Instant Karma #17
Juli – Agustus 2023

Sedang tren

denpasar-exploring-the-heart-of-bali's-capital-city

Denpasar - Menjelajahi Ibu Kota Bali

permainan leela kehidupan

Permainan Leela

artikel budaya orang sasak lombok majalah karma instan mundful travel traveler indonesia

Sasak Culture Lombok

anjing kintamani bali

Anjing Bali - Ras Kuno & Sahabat Manusia

Read more Impact articles

Waterbom Bali: Pelopor Keberlanjutan Pariwisata

#22

Mikroplastik – Musuh yang Tak Terlihat

#22

Temui Penjaga Laut – Lumut Laut Karma Baik

Eco Travel di Indonesia: Menemukan Keindahan Alam

id_IDBahasa Indonesia