Blue Karma Dijiwa Seminyak berjarak satu menit berjalan kaki dari jalan utama, di mana Anda dapat menemukan semua kafe dan restoran terbaik. Namun, begitu masuk, Anda akan menemukan diri Anda berada di surga yang damai tanpa kebisingan dari jalan. Di oasis tersembunyi ini, Anda bisa menikmati ketenangan dan merasakan keunikan budaya Indonesia.
Resor ini memberi Anda gambaran sekilas tentang kehidupan di desa tradisional
– ini adalah bagaimana Blue Karma menggambarkan hotel mereka dan itu sangat akurat.
Anda dibawa ke lingkungan kecil yang dipenuhi tanaman hijau. Terdapat jembatan kayu kecil di atas kolam renang dan taman yang dipenuhi ukiran patung, lukisan, dan foto wanita dalam pakaian tradisional di dinding. Itulah pelajaran pertama saya tentang tinggal di desa kecil: desa itu bisa rapi, penuh gaya, dan autentik di saat yang bersamaan.
Kamar-kamarnya ditata dengan motif budaya Bali dan Indonesia dan memiliki semua yang Anda perlukan selama menginap.
Perhatian terhadap detail sangat mengejutkan, dan saya sangat menikmati variasi teh berkualitas tinggi di dalam ruangan: teh hijau waterfruit, mint Maroko, dan kamomil. Teh yang nikmat, ruangan yang luas, perabotan yang bergaya, dan kamar mandi terbuka adalah hal-hal yang mungkin Anda harapkan. Apa yang tidak Anda harapkan adalah kolam renang pribadi untuk Anda sendiri!
Blue Karma Dijiwa Seminyak memiliki tiga tipe kamar:
vila dua kamar tidur dengan kolam renang pribadi, suite satu kamar tidur dengan kolam renang pribadi, dan suite satu tempat tidur. Saya beruntung menginap di kamar dengan kolam renang tepat di luar pintu, beberapa kursi berjemur, dan tertutup sepenuhnya tetapi di bawah langit terbuka sehingga Anda dapat berjemur dan bersantai dalam privasi. Meski tidak sebesar yang ada di area umum, namun tetap cocok untuk berendam. Jadi, ketika teman saya menawarkan untuk melakukan skinny dipping, saya setuju.
Anda tidak mendapatkan kesempatan seperti ini setiap hari, bukan? Saat saya bersiap-siap untuk usaha kecil ini, teman saya menatap saya dan berseru: “Ya, benar Sebenarnya pencelupan yang kurus!” Dan saya seperti, "Duh!" Dan saat itulah saya menyadari bahwa meskipun tidak ada seorang pun yang dapat melihat kami, orang-orang di area umum masih dapat mendengar kami dengan jelas. Begitulah cara saya mendapat pelajaran kedua dari hidup di desa kecil: jangan berbicara terlalu keras, dan jangan ganggu tetangga.
Bagian terbaik dari saya tinggal adalah staf hotel. Mereka sangat ramah dan membuat pengalaman menginap kami sangat menyenangkan. Mereka bahkan menyiapkan ruangan untuk malam itu. Semua orang ramah dan tersenyum. Apapun permintaannya, tim Blue Karma siap melayani Anda. Itu adalah pelajaran ketiga saya: manusia adalah harta yang sebenarnya.
Kunjungi Blue Karma Dijiwa di Seminyak untuk merasakan sendiri tempat persembunyian yang tenang ini.